(dibawakan sebagai makalah dalam MTQ VI KORPRI Nasional cabang penulisan artikel Al-Qur’an, di Padang, Sumatera Barat, 6 s.d. 13 November 2022)
~ Edisi Revisi ~
Pemuda, Moderasi Beragama dan Multikulturalisme
Kenyataan hari ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang semakin tumbuh kesadaran beragamanya dan semakin kuat menjalankan ajaran agama. Hal ini terutama sangat terlihat di kalangan penganut agama Islam sebagai agama yang dianut mayoritas penduduk Indonesia.
Sejalan dengan fakta tersebut dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan kesadaran beragam juga tumbuh subur di kalangan pemuda Indonesia.
Namun disayangkan bahwa tumbuhnya kesadaran beragama ini kadangkala tidak dibarengi dengan literasi yang baik. Hal ini menjadikan sebagian masyarakat terjebak pada pemahaman dan praktik beragama yang tidak sesuai, diantaranya yang mengajarkan ekstremitas dalam beragama.
Baca Juga: Mengenal Ekonomi Sirkular, Cara Menangguk Cuan dari Pengolahan Sampah
Karena penganut agama Islam berjumlah mayoritas, tentunya tudingan ekstremitas beragama menjadi sangat sering disematkan pada agama ini. Hal ini terjadi karena di Indonesia, pemahaman dan praktik beragama yang esktrem sering ditemukan di kalangan penganut Islam.
Meskipun sebenarnya ajaran beragama yang ekstrem juga terdapat di agama-agama lainnya.
Dikatakan sebagai pemahaman dan praktik yang ekstrem karena ajaran yang diberikan menafsirkan ajaran Rasulullah SAW secara serampangan terutama dalam konteks hubungan sosial antar umat beragama.
Baca Juga: Peran Orang Tua Menjadi Contoh Praktik Baik
Artikel Terkait
Kementerian Agama Gencar Sosialisasi Soal Peraturan Pesantren Ramah Anak
Komunitas Umat Agama Dorong Semua Pihak Peduli Atas Isu Perubahan Iklim dan Ancaman Krisis Energi Dunia
Forum R20 Soroti Persekusi terhadap Kelompok Agama Minoritas
Perkawinan Beda Agama Disoal, Padahal Ada Putusan MA yang Mengakomodasinya
Pemuda Sebagai Pendorong Moderasi Beragama Dalam Multikulturalisme Indonesia (Bagian 1)