halopedeka.com - Akhir-akhir ini banyak beredar ajakan untuk Menikah muda dengan alasan untuk menghindari perzinahan. Namun tahukah kamu, Menikah muda atau perkawinan usia anak tidak semudah yang dibayangkan.
Pasalnya, Menikah muda cenderung memiliki lebih banyak risiko jika tidak dipertimbangkan secara matang. Itu sebbanya batasan usia menikah dalam revisi UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dinaikkan menjadi 19 tahun.
Bahkan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Menikah muda adalah pernikahan yang dilakukan pada usia kurang dari 21 tahun. Karena di bawah usia 21 tahun, tubuh perempuan masih terus mengalami penyempurnaan dan belum siap untuk melakukan reproduksi
Di Indonesia, Menikah muda masih menjadi polemik yang ramai diperbincangkan. Sebagian kalangan ada yang memandang Menikah muda positif karena secara agama dapat menghindari muda-mudi dari perzinahan.
Baca: Ini yang perlu kamu ketahui tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas
Alasan lainnya adalah terkait perekonomian. Beberapa orang tua memilih untuk menikahkan anak perempuannya yang masih belia dengan pria dewasa yang memiliki perekonomian mapan dengan harapan anaknya dapat memiliki kehidupan yang lebih layak kelak setelah Menikah muda.
Kesadaran untuk Menikah muda juga lahir dari muda-mudi yang ingin memiliki anak lebih cepat. Mereka menganggap dengan memiliki anak di usia muda, jarak usia dengan anak menjadi tidak terlalu jauh, sehingga anak diharapkan dapat lebih dekat dengan orang tua selayaknya teman.
Alasan-alasan tersebut sebenarnya tidak salah. Namun, Menikah muda tidak semudah yang dibayangkan. Pasalnya, banyak tekanan yang akan menghampiri pasangan muda yang telah menikah mulai dari masalah finansial, kesiapan mental, tekanan sosial, hingga kurangnya pengalaman dalam menghadapi masalah pernikahan.
Jika tidak dipersiapkan secara matang, ada beberapa risiko dari nikah muda. Berikut risiko Menikah muda sebagaimana dilansir Alodokter:
1. Gangguan psikologis
Studi menyebutkan bahwa anak yang dipaksa Menikah muda berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental, baik itu gangguan kecemasan, stres, atau depresi. Kondisi ini umumnya terjadi karena ketidaksiapan dalam menjalani beban dan tanggung jawab yang diterima sebagai suami atau istri.
2. Komplikasi kehamilan
Kehamilan di usia dini sangat berisiko mengalami berbagai komplikasi yang membahayakan ibu maupun janin. Pada janin, risiko yang mungkin terjadi adalah bayi terlahir prematur, stunting, atau berat badan lahir yang rendah (BBLR).
Pada ibu, melahirkan di usia muda berisiko untuk menyebabkan terjadinya preeklamsia maupun anemia. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius seperti eklamsia yang berakibat fatal, bahkan kematian pada ibu dan bayi.
Baca: Negara mengakomodasi perkawinan beda agama
3. Masalah ekonomi
Tidak hanya masalah kesehatan, Menikah muda juga dapat menimbulkan masalah ekonomi atau keuangan. Hal ini umumnya terjadi pada pria yang belum ada kesiapan secara mental dalam menanggung nafkah dan berperan sebagai suami dan ayah. Dampaknya, lingkaran kemiskinan baru dalam kehidupan bermasyarakat pun tercipta.
Artikel Terkait
Dear Kaum Muda, Ini yang Perlu Kamu Ketahui tentang Seksualitas dan HKSR
Pendidikan Seks Minim, Remaja Diminta Hati-hati Saat Gunakan Aplikasi Kencan