Mengenal Lapisan Ozon yang Memungkinkan Adanya Kehidupan di Planet Bumi

- Senin, 14 November 2022 | 13:00 WIB
Ilustrasi lapisan ozon. Foto: kompasiana
Ilustrasi lapisan ozon. Foto: kompasiana

halopedeka.com - Lapisan ozon yang melindung kehidupan penghuni planet Bumi dilaporkan mulai pulih seiring anjloknya penggunaan senyawa perusak, ODSs. Namun, dengan laju pengurangan yang ada, dibutuhkan waktu lebih dari 40 tahun sebelum lubang di lapisan ozon bisa sepenuhnya menghilang.

Seperti diketahui, tebal lapisan ozon tak seberapa, tapi lapisan ozon ini efektif menghalangi radiasi sinar ultraviolet untuk memungkinkan adanya kehidupan di muka Bumi. Seperti yang digambarkan PBB, "jika kita bisa menurunkan lapisan ozon ke permukaan laut, maka tebalnya hanya sekitar tiga milimeter saja. Lapisan inilah yang melindungi kita dari radiasi ultraviolet yang berbahaya.”

Sejak beberapa dekade silam kita tahu bahwa lapisan ozon menyusut di sejumlah wilayah. Fenomena yang dikenal dengan sebutan "lubang ozon” itu mengakibatkan kenaikan suhu Bumi dan mempercepat pencairan es di kutub dan secara langsung memengaruhi iklim Bumi.

Kondisi ini mendorong PBB, selama 30 tahun terakhir, berupaya menggalang upaya mengurangi penggunaan gas atau senyawa perusak lapisan ozon, seperti freon pada lemari pendingin.

Menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat, NOAA, level gas perusak ozon di Bumi menurun 50 persen pada awal 2022 silam, dibandingkan ketika lubang lapisan ozon pertamakali dideteksi. Namun, masih diperlukan langkah lanjutan untuk sepenuhnya menutup lubang ozon ini.
Jika kamu penasaran tentang apa itu lapisan ozon, baca panduan dasar tentang lapisan gas pelindung Bumi berikut ini. 
 

Apa itu lapisan ozon? Ozon tidak lain adalah molekul organik yang terdiri dari tiga atom oksigen (O3). Molekul-molekul ozon terbentuk secara alami di level tertinggi atmosfer Bumi. Lapisan O3 ini memungkingkan munculnya kehidupan dengan menyaring sejumlah besar radiasi ultraungu.

 
Karena ketika sejumlah kecil sinar matahari menguntungkan mahluk hidup, dalam jumlah besar ia sebaliknya mensterilkan semua bentuk kehidupan. Ilmu pengetahuan mengenal tiga tipe radiasi ultraungu berdasarkan panjang gelombangnya, yakni A, B, dan C. Sementara lapisan ozon bertugas menyerap sepenuhnya jenis radiasi terkuat, UVC, yang berdaya rusak serupa radiasi nuklir. 

Bagaimana lubang ozon terbentuk?

Secara umum, industrialisasi mempopulerkan penggunaan "senyawa perusak ozon” atau ODSs dalam skala besar. Termasuk di antaranya adalah Klorofluorokarbon (CFCs), Haloalkana, Kloroform (CH3CCl3), Karbon tetraklorida (CCI4), Hidroklorofluorokarbon (HCFCs), dan Bromometana.

Senyawa ini antara lain bisa ditemukan pada lemari es, pendingin ruangan, tabung semprot, zat pelarut, dan pestisida. Mereka melepaskan atom klorin dan bromin ke udara, yang merusak lapisan ozon.

 
Apa Dampak Musnahnya Lapisan Ozon Bagi Bumi?

Ilmuwan juga mewanti-wanti terhadap senyawa intermediat atau VSLS yang tidak stabil dan sebabnya berusia pendek. Meski terbentuk secara alami, manusia memproduksi VSLS dalam jumlah besar, seperti misalnya metilena klorida.

Mampukah lapisan ozon dipulihkan? Senyawa-senyawa perusak itu tidak secara perlahan "merusak lapisan ozon di langit Antarika” atau yang oleh PBB juga disebut sebagai "penipisan dramatis” lapisan ozon Fenomena ini biasanya muncul antara bulan Agustus hingga Oktober. 

Ilmuwan meyakini lapisan ozon akan sepenuhnya pulih ke level sebelum tahun 1980 dalam 50 tahun depan. Artinya, antara 2050 dan 2065, lapisan ozon akan kembali sepenuhnya menyelubungi Kutub Selatan.

Konvensi Wina dan Protokol Montreal sejauh ini menjadi perjanjian pertama yang mendapat dukungan universal pada 16 September 2009. Keduanya mengikat semua negara di dunia untuk mengurangi penggunaan senyawa ODSs. 

Untuk memantau perkembangan ozon dan kondisi lapisan ozon, Badan Antariksa AS (NASA) menyediakan laporan video secara berkala antara 1979 hingga 2022.

Sumber: Deutche Welle

Baca: Cara bijak warga Bali merawat lingkungan

 
 

Editor: Pramesti Utami

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Setiap Dua Minggu, Satu Bahasa Hilang dari Muka Bumi

Rabu, 22 Februari 2023 | 15:00 WIB

Riset: Penggunaan HP Bisa Memicu Kanker

Selasa, 7 Februari 2023 | 12:00 WIB

Apa Rahasia Umur Panjang hingga 100 Tahun

Selasa, 24 Januari 2023 | 19:00 WIB

Menguak Kemampuan Kognitif pada Binatang

Jumat, 13 Januari 2023 | 15:00 WIB
X