Ledakan Jumlah Penduduk dan Perubahan Iklim Ancam Produksi Pangan Dunia

- Minggu, 1 Januari 2023 | 15:00 WIB
Ilustrasi perubahan dan krisis iklim akibat emisi grk ancam keberadaan ribuan desa pesisir.  Bank Dunia didesak kucurkan pembiayaan iklim untuk tahan Pemanasan Global Foto: meneglh
Ilustrasi perubahan dan krisis iklim akibat emisi grk ancam keberadaan ribuan desa pesisir. Bank Dunia didesak kucurkan pembiayaan iklim untuk tahan Pemanasan Global Foto: meneglh

halopedeka.com - Guru Besar UGM dari Fakultas Geografi, Prof. Dr. M. Baiquni M. A., mengajak masyarakat untuk peduli dengan ancaman krisis pangan di masa depan. Prof. Baiquni mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan memiliki tantangan besar.  

Tantangan pertama terkait kebutuhan pangan adalah pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Baiquni menjelaskan dalam 250 tahun terakhir, jumlah penduduk dunia telah tumbuh dengan pesat dari kurang dari 1 miliar menjadi hampir 8 miliar seperti sekarang ini. 

Dengan jumlah penduduk sebanyak itu dibutuhkan penyediaan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sementara luas lahan yang tersedia terus berkurang sehingga ke depan dikhawatirkan produksi pangan tak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk. 

Baca: Bumi kelebihan jumlah penduduk?

Tantangan kedua terkait produksi pangan adalah perubahan iklim akibat industrialisasi yang terjadi selama 250 tahun ke belakang. Seperti diketahui industrialisasi telah menghasilkan polutan dalam jumlah besar. Akibatnya perubahan iklim telah menjadi keniscayaan atau pasti terjadi dan harus dihadapi.

Dalam upaya memproduksi pangan, perubahan iklim yang mengakibatkan cuaca kian tak menentu dan memicu berbagai bencana alam yang dapat menurunkan kemampuan alam untuk memproduksi pangan. 

Baca: Begini penjelasan polusi udara memicu perubahan iklim

Selain itu makin banyak luas lahan yang berubah fungsi menjadi bangunan atau infrastruktur, juga menjadi masalah tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan dunia. 

Namun, Prof. Baiquni turut mengajak untuk tetap optimis dalam menghadapi masa depan. Prof. Baiquni mengatakan bahwa akan selalu ada harapan dengan inovasi teknologi dan perencanaan pembangunan berstrategi. 

“Namun demikian, (tetap) terlihat selalu ada optimisme dengan (inovasi) teknologi dan (inovasi) sistem-sistem yang dibangun dengan manajemen dan strategic thinking dalam teori pembangunan,” pungkas Prof. Baiquni. 

Baca: Ribuan desa terancam akibat perubahan iklim

Berbagai cara dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan dunia. Salah satunya adalah intesifikais pertanian serta diversifikasi pangan. Sorgum, jagung, sagu atau kimpul yang dulu pernah menjaid makanan pokok di sejumlah daerah kini mulai digalakkan kembali.

 

Editor: Pramesti Utami

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Dibutuhkan Satu Big Data UKM di Indonesia

Senin, 8 Mei 2023 | 08:18 WIB

Gempa Bumi Mentawai Termasuk Megathrust?

Selasa, 25 April 2023 | 19:00 WIB

Sinergi Multisektor, Cetak Generasi Cakap Digital

Sabtu, 22 April 2023 | 17:26 WIB

Wow, Segini Ternyata Keuntungan Telkomsel

Senin, 10 April 2023 | 04:31 WIB

Masa Depan AI Menurut Bill Gates

Senin, 3 April 2023 | 20:09 WIB

Dunia Virtual Reality itu Bernama Metaverse

Sabtu, 1 April 2023 | 17:00 WIB

Terpopuler

X