halopedeka.com - Guru Besar UGM dari Fakultas Geografi, Prof. Dr. M. Baiquni M. A., mengajak masyarakat untuk peduli dengan ancaman krisis pangan di masa depan. Prof. Baiquni mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan memiliki tantangan besar.
Tantangan pertama terkait kebutuhan pangan adalah pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Baiquni menjelaskan dalam 250 tahun terakhir, jumlah penduduk dunia telah tumbuh dengan pesat dari kurang dari 1 miliar menjadi hampir 8 miliar seperti sekarang ini.
Dengan jumlah penduduk sebanyak itu dibutuhkan penyediaan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sementara luas lahan yang tersedia terus berkurang sehingga ke depan dikhawatirkan produksi pangan tak sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk.
Baca: Bumi kelebihan jumlah penduduk?
Tantangan kedua terkait produksi pangan adalah perubahan iklim akibat industrialisasi yang terjadi selama 250 tahun ke belakang. Seperti diketahui industrialisasi telah menghasilkan polutan dalam jumlah besar. Akibatnya perubahan iklim telah menjadi keniscayaan atau pasti terjadi dan harus dihadapi.
Dalam upaya memproduksi pangan, perubahan iklim yang mengakibatkan cuaca kian tak menentu dan memicu berbagai bencana alam yang dapat menurunkan kemampuan alam untuk memproduksi pangan.
Baca: Begini penjelasan polusi udara memicu perubahan iklim
Selain itu makin banyak luas lahan yang berubah fungsi menjadi bangunan atau infrastruktur, juga menjadi masalah tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan pangan dunia.
Namun, Prof. Baiquni turut mengajak untuk tetap optimis dalam menghadapi masa depan. Prof. Baiquni mengatakan bahwa akan selalu ada harapan dengan inovasi teknologi dan perencanaan pembangunan berstrategi.
“Namun demikian, (tetap) terlihat selalu ada optimisme dengan (inovasi) teknologi dan (inovasi) sistem-sistem yang dibangun dengan manajemen dan strategic thinking dalam teori pembangunan,” pungkas Prof. Baiquni.
Baca: Ribuan desa terancam akibat perubahan iklim
Berbagai cara dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan dunia. Salah satunya adalah intesifikais pertanian serta diversifikasi pangan. Sorgum, jagung, sagu atau kimpul yang dulu pernah menjaid makanan pokok di sejumlah daerah kini mulai digalakkan kembali.
Artikel Terkait
Sorgum Jadi Alternatif untuk Antisipasi Krisis Pangan Global
Kimpul, Alternatif Pangan Pengganti Beras yang Mudah Ditanam
Cetak Petani Milenial dan Sagu Center Masuk 7 Program Prioritas Unhas