UGM Hemat Ratusan Juta Setahun Berkat Pembangkit Listrik Tenaga Matahari

- Jumat, 6 Januari 2023 | 17:00 WIB
Foto-foto sejarah kampus UGM mulai dari Keraton ke Bulaksumur dipamerkan Arsip UGM 11 Agustus - 11 September. Foto: ugm.ac.id
Foto-foto sejarah kampus UGM mulai dari Keraton ke Bulaksumur dipamerkan Arsip UGM 11 Agustus - 11 September. Foto: ugm.ac.id

halopedeka.com - Terhitung per Desember 2022, UGM berhasil menghemat energi dari pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebesar 20 ribu kWh. Capaian ini patut disyukuri seiring gencarnya program pemerintah untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan.

Capaian penghematan ini terpantau setelah UGM berhasil mengembangkan perangkat smart meter dan dashboard sistem informasi monitoring energi serta implementasinya di 14 titik bangunan yang dijadikan pilot project smart meter. Pemasangan smart meter ini merupakan hasil kerja sama Smart System Research Group, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM, Direktorat Aset, DSSDI, Tim Asessmen dan Surveyor PLTS UGM.

Ketua tim peneliti dari Smart System Research Group, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM, Dr. I Wayan Mustika, ST., M.Eng., menjelaskan pada bulan Oktober 2022 dirinya mendapatkan mandat dari DKAUI untuk mengembangkan perangkat smart meter dan dashboard sistem informasi monitoring energi serta implementasi perangkat pada 14 titik bangunan yang akan dijadikan pilot project smart meter.

Baca: Plastik PET memang beda

Implementasi pemasangan 14 perangkat smart meter berhasil dilaksanakan pada bulan November 2022 dengan rincian 8 titik digunakan untuk monitoring konsumsi energi listrik dalam gedung dan 6 titik digunakan untuk monitoring energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS.

“Enam titik smart meter untuk pemantauan energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS diantaranya dipasang pada PLTS gedung IFFLC dan JBIC Fakultas Kehutanan, gedung BA Fisipol, gedung A Fakultas Hukum, gedung R. Soegondo FIB, dan gedung KLMB Fakultas Geografi," ujar Wayan Mustika di Kampus UGM, Kamis (5/1).

Wayan mengungkapkan 6 titik monitoring PLTS ini sebenarnya merupakan pilot project dari implementasi smart meter untuk PLTS, dimana pada bulan Desember 2022 diperoleh informasi energi listrik hasil dari monitoring PLTS secara realtime sebesar 19.889,73 kWh.

Jumlah energi listrik yang dihasilkan pada bulan Desember 2022 tersebut oleh seluruh sistem PLTS yang dipasang di UGM dimungkinkan lebih dari 19.889,73 kWh karena sebagian sistem PLTS belum termonitor secara online.

“Jika diasumsikan investasi instalasi (CAPEX) sistem PLTS diabaikan maka energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS ini bersifat gratis, terbarukan, dan zero carbon emission. Jika energi listrik yang dihasilkan sistem PLTS gratis tentunya akan menghemat besarnya tagihan listrik dari utilitas seperti PLN karena sebagian energi listrik sudah didukung oleh PLTS," terangnya.

Baca: Wah, gas CO2 bisa diubah menjadi vodka

Wayan pun membayangkan perhitungan tarif dari PLN untuk UGM jika tarif itu dikenakan sebesar Rp. 735 / kWh maka listrik “gratis” yang dihasilkan oleh 6 sistem PLTS yang sudah termonitor oleh smart meter secara online pada bulan Desember 2022 setara dengan penghematan tagihan listrik sebesar Rp735 / kWh x 19.889,73 kWh = Rp14.618.951,55 pada bulan Desember. Padahal, hasil PLTS di UGM pada bulan Desember 2022 dinilainya belum optimal karena kondisi musim penghujan.

“Sehingga jika kita asumsikan rata-rata biaya listrik yang dapat dihemat oleh adanya sistem PLTS pada 6 gedung di UGM adalah 15 juta rupiah per bulan maka tiap tahun akan terjadi penghematan sebesar 180 juta rupiah per tahun," katanya.

Beberapa titik yang sudah terpasang sistem PLTS di UGM adalah Gedung IFFLC Fakultas Kehutanan, Gedung JBIC Fakultas Kehutanan, Gedung BA Fisipol, Gedung BC Fisipol, Gedung A Fakultas Hukum, R. Soegondo FIB, dan Gedung KLMB Fakultas Geografi.

Sementara titik-titik yang sudah terpasang smart meter pada sistem PLTS antara lain Gedung IFFLC Fakultas Kehutanan, Gedung JBIC Fakultas Kehutanan, Gedung BA Fisipol, Gedung A Fakultas Hukum, R. Soegondo FIB, dan Gedung KLMB Fakultas Geografi.

Baca: Kenali vaksin Covid-19 produksi anak bangsa

Halaman:

Editor: Pramesti Utami

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Dibutuhkan Satu Big Data UKM di Indonesia

Senin, 8 Mei 2023 | 08:18 WIB

Sinergi Multisektor, Cetak Generasi Cakap Digital

Sabtu, 22 April 2023 | 17:26 WIB

Masa Depan AI Menurut Bill Gates

Senin, 3 April 2023 | 20:09 WIB

Dunia Virtual Reality itu Bernama Metaverse

Sabtu, 1 April 2023 | 17:00 WIB

Cara Negara Eropa Tangani Limbah Makanan

Kamis, 19 Januari 2023 | 19:00 WIB

Set Top Box Siaran TV Digital

Minggu, 6 November 2022 | 19:51 WIB
X