Sejarah: Akhirnya Tunanetra Bisa Membaca Berkat Inovasi Louis Braille

- Kamis, 12 Januari 2023 | 14:00 WIB
tunanetra akhirnya bisa membaca berkait onovasi Louis Braille (Instagram @dodihidayatullah)
tunanetra akhirnya bisa membaca berkait onovasi Louis Braille (Instagram @dodihidayatullah)

Halopedeka.com-  Berkat inovasi dari Louis Braille orang tunanetra kini bisa membaca.

Dunia internasional memperingati tanggal 4 Januari sebagai "Hari Braille". Karena Louis Braille lahir pada tanggal 4 Januari 1809 di Coupvray, Perancis melakukan inovasi tersebut.

Berkat inovasi Louis Braille lebih dari 40 juta orang tunanetra di seluruh dunia dapat belajar membaca dan menulis, serta oleh karenanya dapat mengenyam pendidikan sebagaimana rekan-rekannya yang bisa melihat.

Baca Juga: Bisa Berangkat Tahun Ini? Kuota Jamaah Haji Meningkat dan Tidak Ada Pembatasan Usia

Berikut dikutip Halopedeka.com dari laman kemensos.go.id menjelaskan tentang sejarah huruf braille. 

Usaha untuk menciptakan tulisan bagi orang tunanetra telah dimulai. Sekurang-kurangnya 17 abad yang lalu, ketika seorang cendekiawan tunanetra Jepang pada abad ke-4 mengukir huruf-huruf pada kayu dan mendirikan sebuah perpustakaan yang cukup besar untuk menghimpun karya-karyanya itu.

Hingga awal abad ke-19, orang-orang di Eropa masih memusatkan usaha membantu tunanetra belajar membaca dan menulis itu dengan memperbesar huruf latin atau romawi dengan menggunakan tali-temali, potongan-potongan logam, kulit atau kertas, tetapi hasilnya masih jauh dari memuaskan.

Baca Juga: Komentar Jokowi Soal Megawati Tidak Segera Umumkan Capres dari PDIP?

Tanggal  4 Januari, hari kelahiran Louis Braille diperingati oleh dunia internasional sebagai "Hari Braille". Louis Braille lahir pada tanggal 4 Januari 1809 di Coupvray, Perancis. Berkat inovasinya, lebih dari 40 juta orang Tunanetra di seluruh dunia dapat belajar membaca dan menulis, serta oleh karenanya dapat mengenyam pendidikan sebagaimana rekan-rekannya yang awas. 

Usaha untuk menciptakan tulisan bagi orang tunanetra telah dimulai. Sekurang-kurangnya 17 abad yang lalu, ketika seorang cendekiawan tunanetra Jepang pada abad ke-4 mengukir huruf-huruf pada kayu dan mendirikan sebuah perpustakaan yang cukup besar untuk menghimpun karya-karyanya itu.

Hingga awal abad ke-19, orang-orang di Eropa masih memusatkan usaha membantu tunanetra belajar membaca dan menulis itu dengan memperbesar huruf latin atau romawi dengan menggunakan tali-temali, potongan-potongan logam, kulit atau kertas, tetapi hasilnya masih jauh dari memuaskan.

Baca Juga: Akibat Disrupsi Bisnis, Pelaku Bisnis Harus Ubah Strategi dari 4P ke 4C. Apa Itu?

Puncak keberhasilan usaha-usaha ini dicapai oleh Louis Braille, seorang anak tukang sepatu yang menjadi buta akibat tergores matanya oleh pisau pemotong kulit milik ayahnya. Louis Braille mendapatkan inspirasi bagi ciptaannya itu dari Kapten Charles Barbier, seorang bekas perwira artileri Napoleon. 

Dalam peperangan Napoleon, Barbier menciptakan tulisan sandi yang terdiri dari titik-titik dan garis-garis timbul yang dinamakannya "tulisan malam". Dia menggunakan  tulisan ini untuk memungkinkan pasukannya membaca perintah-perintah militer dalam kegelapan malam dengan merabanya melalui ujung-ujung jari.

Halaman:

Editor: Erlangga Masdiana

Sumber: kemensos.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Dibutuhkan Satu Big Data UKM di Indonesia

Senin, 8 Mei 2023 | 08:18 WIB

Sinergi Multisektor, Cetak Generasi Cakap Digital

Sabtu, 22 April 2023 | 17:26 WIB

Masa Depan AI Menurut Bill Gates

Senin, 3 April 2023 | 20:09 WIB

Dunia Virtual Reality itu Bernama Metaverse

Sabtu, 1 April 2023 | 17:00 WIB

Cara Negara Eropa Tangani Limbah Makanan

Kamis, 19 Januari 2023 | 19:00 WIB

Set Top Box Siaran TV Digital

Minggu, 6 November 2022 | 19:51 WIB
X