Pemilu Turki Kali Ini Kaum Oposisi Justru Cari Simpati Perempaun Berjilbab

- Minggu, 14 Mei 2023 | 08:00 WIB
ilustrasi pemilu di Turki cari simpati perempuan berjilbab (Tangkap layar Instagram @trtworld)
ilustrasi pemilu di Turki cari simpati perempuan berjilbab (Tangkap layar Instagram @trtworld)

 

Halopedeka.com-  Akhirnya pada pemilu kali ini partai oposisi dari Partai Rakyat Republik (CHP) yang dipimpin oleh pesaing utama Erdogan  Kemal Kilicdaroglu lunak dan memberikan kebebasan berjilbab untuk wanita Turki.

CHP telah mengesampingkan sikap sekulernya yang solid. Padahal sebelumnya CHP adalah partai pro pada pelarangan berjilbab.

Namun karena gerakan perempuan berjilbab begitu kuat di Turki, CHP telah mengubah kebijakannya untuk melindungi kaum perempuan Turki berjilbab.

CHP meyakinkan kaum perempuan Turki bahwa hak mereka menggunakan jilbab bakal dilindungi. 

Baca Juga: Wiranto Serahkan Mantan Kader Partai Hanura Kepada PPP Untuk Bertarung di Pemilu 2024

Perempuan berhijab telah terlihat pada acara-acara kampanye CHP dan poster pemilunya.
 
Nampak dalam kampanye CHP sejumlah politisi perempuan CHP pun sudah tampil mengenakan hijab.
Hal ini dilakukan CHP untuk menarik simpati kaum perempuan turki yang berjilbab dan melakukan pencitraan bahwa partai CHP adalah partai yang mengakomodir kaum pro perempuan berjilbab.
 
Tujuan CHP ini dilakukan juga untuk  menarik lebih banyak simpati dari masyarakat Turki dan memperluas koalisinya.
 
CHP bersikap lebih lunak terhadap kebebasan beragama. Mereka tidak akan berani mendukung larangan (hijab) seperti itu hari ini. Orang-orang lebih berpendidikan dan sadar akan hak-hak mereka,” kata Esin, seorang pekerja salon kecantikan di distrik Karakoy, Istanbul, saat diwawancara Aljazeera, Jumat (12/5/2023).
 

Turki pernah melakukan pelarangan perempuan berjilbab pada era 1980-an di institusi dan lembaga negara.

Termasuk kebijakan larangan berjilbab bagi perempuan buat para staf universitas, mahasiswa, pengacara, politisi, dan kalangan lainnya di sektor publik.

Bahkan setelah kudeta militer menggulingkan pemerintahan Islamis yang dipimpin mantan perdana menteri Necmettin Erbakan tahun 1997, pemerintahan militer melakukan pelarangan perempuan berjilbab.

Saat pemilu yang dimenangkan oleh Recep Tayyip Erdogan dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) dan menjabat Perdana Menteri Turki pelarangan perempuan berjilbab dicabut bahkan Erdogan membela kaum perempuan berjilbab.

Kini Turki tengah ramai melakukan pesta demojrasi karena akan menggelar pemilu parlemen dan presiden pada Ahad (14/5/2023).
 
Dipastikan Erdogan sebagai petahana kembali mencalonkan diri untuk pemilu presiden.***
 
 
 

Editor: Erlangga Masdiana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X