Untuk Pertama Kalinya dalam 60 Tahun Populasi Penduduk Cina Menurun

Pramesti Utami
- Minggu, 22 Januari 2023 | 09:00 WIB
Ilustrasi. Pemerintah China kembali melakukan lockdown di 33 kota akibat kasus Covid-19 yang meningkat.
Ilustrasi. Pemerintah China kembali melakukan lockdown di 33 kota akibat kasus Covid-19 yang meningkat.

halopedeka.com - Untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, populasi Cina menurun dan diperkirakan akan berkurang setengahnya pada akhir abad ini.

Setelah penurunan selama beberapa tahun, saat ini Cina telah memasuki era, yang disebut oleh pejabat pemerintahnya sebagai, “pertumbuhan populasi negatif”, dengan tingkat kelahiran nasional mencapai rekor terendah. Angkanya sebesar 6,77 kelahiran per 1.000 orang.

Cina telah lama menjadi negara terpadat di dunia. Terlepas dari tahun-tahun masa kelaparan (sekitar 1959-61) yang disebabkan oleh kampanye politik industrialisasi “Great Leap Forward” (Lompatan Jauh ke Depan), populasi Cina meningkat pesat selama beberapa dekade terakhir.

Pertumbuhan populasi Cina yang cepat mulai melambat mulai tahun 1970-an, ketika pemerintah memperkenalkan program keluarga berencana karena mengkhawatirkan overpopulasi. Langkah yang berdampak paling luas adalah kebijakan satu anak (one-child policy) - diadopsi pada tahun 1980. Kebijakan ini yang membatasi setiap rumah tangga untuk hanya memiliki satu anak (dengan pengecualian untuk anggota etnis minoritas, rumah tangga di pedesaan, dan anak dari dua anak tunggal).

Menurut logika pemerintah Cina saat itu, pengurangan pertumbuhan penduduk akan membuat sumber daya langka – yang dibutuhkan untuk meningkatkan taraf hidup dan mendorong pertumbuhan ekonomi – lebih mudah didapat. Laju pertumbuhan populasi Cina kemudian melambat selama beberapa dekade. Sekarang, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, populasinya bahkan mulai menyusut.

Namun, masih tidak jelas dan menjadi subjek perdebatan perihal apakah populasi Cina benar-benar telah mencapai puncaknya, serta kapan dan seberapa cepat penyusutan ini. Prospek Populasi Dunia Perserikatan Bangsa Bangsa (the UN World Population Prospects) 2022 pada awalnya memperkirakan populasi Cina baru akan menurun sekitar tahun 2030.

Baca: Penduduk dunia capai 8 miliar orang, kelebihan beban?

Sumber data mengenai populasi Cina dikenal tidak dapat diandalkan dan sangat bervariasi, tergantung pada siapa yang menghitungnya. Menurut Badan Statistik Nasional Cina, negeri panda itu berpenduduk 1,4117 miliar jiwa pada akhir 2022. Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan 1,4126 miliar pada tahun sebelumnya.

Namun, data dari United Nations Population Fund memperkirakan jumlah populasi di Cina mencapai 1,4485 miliar. Sementara itu, data World Population Review memperkirakan 1,426 miliar populasi.

Perbedaan mengenai proyeksi tren populasi ini didasarkan pada asumsi dan sumber data yang berbeda. Ini mengarah ke harapan yang berbeda tentang bagaimana masyarakat Cina akan berkembang dari waktu ke waktu.

Semakin maju proyeksi ini dibuat, semakin sulit jadinya. Banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana tingkat kesuburan meningkat selama dekade terakhir ini - apalagi setengah abad. Jadi, prediksi bahwa populasi Cina akan berkurang setengahnya pada tahun 2100 perlu dipahami dengan hati-hati. Ini karena prediksi-prediksi tersebut bergantung pada asumsi tentang bagaimana perkembangan masyarakatnya.

Kegagalan pemerintah

Selama beberapa dekade, pemerintah Cina berusaha aktif mengelola perkembangan populasi dengan mempengaruhi tingkat kesuburan. Setelah kebijakan satu anak berhasil menurunkan tingkat kesuburan di Cina(sebesar 1,3 pada tahun 2020), kebijakan ini berakhir pada 2016. Pemerintah kemudian mengizinkan keluarga memiliki dua anak, kemudian tiga anak.

Pemerintah juga mulai mendukung kesejahteraan keluarga dengan cara lain, misalnya dengan mempromosikan cuti melahirkan yang lebih panjang dan pemberian insentif pajak bagi yang memiliki anak.

Namun, perubahan-perubahan kebijakan yang dilakukan tampaknya belum cukup, dan sudah terlambat. Banyak ahli – di Cina dan di negara lain – berpendapat bahwa penghapusan kebijakan satu anak sengaja diberlakukan terlambat satu dekade untuk mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk.

Dampak penerapan kebijakan keluarga berencana yang baru juga masih belum terlihat. Setelah berpuluh-puluh tahun mempromosikan prinsip keluarga inti hanya terdiri dari tiga orang, kebijakan satu anak telah mengakar kuat dalam masyarakat Cina. Terlebih lagi, biaya pendidikan, perumahan, dan perkawinan pun meningkat. Banyak keluarga menganggap bahwa memiliki banyak anak terlalu mahal.

Halaman:

Editor: Pramesti Utami

Sumber: The Conversation

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X